Ir Haryadi (45), tengkulak dari Solo ditemui di Pacet, menjelaskan, sebelumnya kulakan bawang non organik selama 8 tahun dijual di pasar tradisional di Jatim dan Jateng. Karena keuntungannya sedikit, bapak empat anak ini beralih ke bawang merah semi organik Pacet. Pasarnya ditawarkan ke pasar swalayan di Jateng dan Jabar ternyata diminati.
Akhir tahun 2008 dia mampu menjual 0,5 ton bawang merah semi organik Pacet. Pertengahan 2009 menjadi 5 ton. Awal Agustus 2010 lelaki kekar ini mampu memasarkan ke Kalteng. Omzet penjualannya dua pekan sekali kini mencapai 12 ton. Rinciannya 9 ton ke Jateng dan Jabar. Lalu ke Kalteng 3 ton.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang tahun 2000 ini menjalin kemitraan dengan 20 petani bawang merah di Pacet. Para petani yang menjadi mitranya sepanjang musim terus menanam bawang merah semi organik.
”Semua hasil panen saya beli di atas harga pasar di Pacet. Sebulan lagi petani akan panen. Makanya saya datang kemari untuk silahturahmi sekaligus ingin mengetahui kapan bawang merah dipanen,” katanya.
Bawang merah basah dibeli Rp 8.000/kg dan kering Rp 11 ribu/kg. Dijual ke supermarket untuk Jateng harganya Rp 17 ribu/kg, Jabar Rp 29 ribu /kg dan Kalteng Rp 25 ribu /kg.
Haryadi juga menjual bibit bawang merah Pacet ke Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Jabar. Dalam sebulan dia bisa menjual bibit bawang merah antara 20 ton sampai 30 ton.
Comments :
0 komentar to “Bawang Pacet Laku Keras di Jabar”
Posting Komentar